Wednesday, October 6, 2010

Khalifah Yang Adil Itu Akhirnya Syahid di Mihrab



oleh :  Ibnu Hasan Aththobari

Syahid di Mihrab

وَلَا تَحْسَبَنَّ الَّذِينَ قُتِلُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ أَمْوَاتًا بَلْ أَحْيَاءٌ عِنْدَ رَبِّهِمْ يُرْزَقُونَ (169) فَرِحِينَ بِمَا آَتَاهُمُ اللَّهُ مِنْ فَضْلِهِ وَيَسْتَبْشِرُونَ بِالَّذِينَ لَمْ يَلْحَقُوا بِهِمْ مِنْ خَلْفِهِمْ أَلَّا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ (170) يَسْتَبْشِرُونَ بِنِعْمَةٍ مِنَ اللَّهِ وَفَضْلٍ وَأَنَّ اللَّهَ لَا يُضِيعُ أَجْرَ الْمُؤْمِنِينَ  [آل عمران/169-171]


169. janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; bahkan mereka itu hidup] disisi Tuhannya dengan mendapat rezki.
170. mereka dalam Keadaan gembira disebabkan karunia Allah yang diberikan-Nya kepada mereka, dan mereka bergirang hati terhadap orang-orang yang masih tinggal di belakang yang belum menyusul mereka[249], bahwa tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.
171. mereka bergirang hati dengan nikmat dan karunia yang yang besar dari Allah, dan bahwa Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang beriman.


Siapa diantara kita yang tidak kenal sahabat yang mulia Umar ibnul Khattab radhiyallahu anhu?


Sahabat yang satu ini bukanlah pemuda yang gemar mengisi harinya dengan gaya hidup glamour, keluar masuk tempat perbelanjaan, show room mobil, tempat-tempat pertunjukan, makan dan minum di kedai milik yahudi lalu mati kekenyangan dengan kepala terkulai..
Tidak..Umar adalah pemuda pejuang, pionir kebangkitan dan penguat barisan pembela islam

Ketika ia masuk islam, ia meletakkan tangannya diatas tangan Nabi kita yang mulia Muhammad shallallahu `alaihi wa sallam, ia membuat perjanjian dengan Rasul yang mulia. Perjanjian apa? Perjanjian untuk berbagi kekuasaan?  Perjanjian untuk saling berbagi harta? Perjanjian untuk menguasai harta orang dengan cara bathil?  Perjanjian untuk membangun istana yang megah dan taman-taman yang asri? Perjanjian untuk mengeksploitasi manusia dan memperbudak mereka?
Tentu saja tidak..jauh dari fikiran dan niat jelek seperti itu. Sahabat Umar yang mulia ini, membuat perjanjian dengan Nabi untuk menegakkan kebenaran, keadilan dan kemuliaan agama Allah Rabbul Alamin.
Hamba Allah yang shalih ini dapat mengambil dunia dalam satu hari dan memberikannya kepada fakir miskin dalam satu hari pula. Kepadanya dihadapkan emas dan perak yang dibawa oleh sekelompok onta dan masuk ke Madinah disaat Umar sedang shalat dengan mengenakan pakaian yang tambalannya sebanyak 14 tambalan, ini menggambarkan betapa sang khalifah dengan kekuasaan yang begitu luas, hidup sangat sederhana bahkan serba kekurangan, padahal beliau adalah penakluk imperium rumawi dan persia namun ia tidak menemukan roti untuk dikonsumsi bersama fakir miskin.

Tokoh-tokoh besar menulis tentang dirinya, para ulama belajar banyak darinya, para ahli sejarah menulis perjalanan hidupnya yang penuh dengan berkah..

Suatu malam, saat ia menyusuri lorong-lorong gelap kota Madinah, tiba-tiba ia melihat seorang ibu bersama dengan anak-anaknya yang masih kecil dan terus menangis mengelilingi sang ibu, disudut lain nampak sebuah panci yang diletakkan diatas sebuah perapian..
Khalifah yang adil ini bertanya kepada ibu itu :" wahai hamba Allah, kenapa anak-anak ibu menangis?"
Ibu itu menjawab : " mereka menangis karena lapar"
Terkejut khalifah mendengar kata lapar, kemudian ia bertanya :" lalu untuk apa panci diatas api itu?"
Ibu itu menjawab :" aku mengisinya dengan air dan batu, untuk mengalihkan perhatian agar mereka mengira aku sedang memasak makanan sampai mereka tertidur nanti".
Mendengar hal itu sontak khalifah yang pengasih kepada rakyatnya inipun menangis, bergegas ia melangkahkan kakinya ketempat penyimpanan logistik milik baitul maal, ia mengambil karung lalu mengisinya dengan terigu, mentega, kurma kering, baju dan juga uang, ia mengisi karung itu sampai penuh, ia berkata kepada pembantunya :" hai Aslam, angkat karung ini keatas pundakku".
Kata Aslam :" Ya amiral mu`minin, biarkan aku yang membawanya".
"tidak, ini bukan kewajibanmu, sebab aku yang akan bertanggung jawab di akhirat nanti". Sahut Khalifah yang tawadhu` ini.
Khalifah akhirnya membawa sendiri karung itu ke rumah salah seorang rakyatnya. Sesampainya disana, ia mengambil panci, mengisinya dengan terigu, sedikit minyak dan kurma kering, ia mengaduknya dengan tangannya dan meniup-niup api yang ada dibawah panci.
Aslam berkata :" aku melihat asap keluar dari sela-sela jenggot Khalifah, ia memasak makanan sampai selesai, ia mengambilnya dengan tangannya lalu memberi makan anak-anak itu sampai kenyang"

Pada hari jum`at ia berdiri diatas mimbar dengan jubah bertambal, demi Allah seandainya ia ingin membangun rumahnya dengan emas atau perak tentu ia mampu melakukannya, seandainya ia mau berjalan diatas sutra dari rumahnya ke masjid ia sanggup melakukannya, namun ia berkhutbah dengan perut yang berbunyi dan usus yang berontak karena lapar, ia berkata kepada perutnya :" demi Allah, engkau tidak akan kenyang sampai anak-anak kaum muslimin kenyang".

Inilah sejarah kita..masihkan ada kebanggaan bagi kita selain sejarah Umar?.
Khalifah yang abid ini melaksanakan shalat istisqa bersama kaum muslimin, mereka tidak tau apa yang harus mereka katakan akibat rasa sedih, maka Umar meminta kepada Allah agar tidak menghancurkan kaum muslimin pada masa kepemmpinannya, itulah yang membuat hujan turun demikan derasnya mengembalikan kehidupan yang normal di kota Madinah..

Hurmuzan, seorang pembesar persia memasuki Madinah dengan mahkota emas dihiasi batu mulia, mengenakan pakaian sutra. Ia bertanya kepada penduduk :" dimana istana khalifah?"
Mereka menjawab :" khalifah tidak punya istana".
Hurmuzan :" dimana rumahnya?"
Seorang mengantarkan hurmuzan dan menunjukkan kepadanya sebuah rumah berlantai tanah sambil berkata :" inilah rumah khalifah".
Hurmuzan :" diaman para pengawal dan penjaganya".
"ia tidak punya pengawal dan penjaga". Jawab mereka
Hurmuzan mengetuk pintu, lalu keluar seorang putra khalifah, hurmuzan bertanya :" diaman ayahmu?"
Anak itu menjawab :" carilah, kalau tidak di masjid, biasanya beliau ada dipinggiran kota Madinah"
Rombongan hurmuzan lalu berangkat menuju masjid, namun tidak menemukannya, mereka mencarinya dan menemukan Umar sedang terttidur dibawah pohon dengan tongkat disampingnya, mengenakan baju bertambal, berbantal lengannya dan tertidur dengan sangat lelap..
Hurmuzan bertanya-tanya, benarkah ini Umar? Inikah orang yang menaklukkan dunia? Inikah sosok yang menundukkan raja-raja? Inikah orangnya yang tidur dibawah pohon?
Hurmuzan bergumam :" anda memerintah dengan adil, maka anda dapat tidur dengan nyenyak Ya Umar".

Diakhir masa kepemimpinanya Umar mempersilakan dirinya untuk diadili, memberikan tubuhnya untuk di qishash, menyerahkan apa yang dimilikinya untuk disita, dan beliau mengumumkan ini kepada publik
Khalifah mengucapkan selamat berpisah kepada dunia, beliau tidak memiliki apapun untuk di wariskan, ia hanya mempunyai rumah tanah, bighal betina, jubah bertambal dan tongkat..inilah harta kekayaan Umar..
Ia tidak memiliki istana atau rumah yang megah, tidak memiliki harta melimpah, kendaraan yang mewah namun ia memiliki aqidah yang kokoh, akhlaq yang mulia dan prinsip yang lurus..

Disaat khalifah Umar berada ditengah shalat subuhnya, datanglah kepara abu lu`lu`ah al-majusi yang tidak pernah bersujud kepada Allah meskipun sekali..demikianlah perjalanan hamba Allah yang mulia ini berakhir ditangan abu lu`lu`ah almajusi laknatullah.
Sebelumnya Khalifah pernah berkata kepada putrinya Hafshah istri Rasulullah, bahwa ia memohon kepada Allah agar memberinya syahid di kota NabiNya yang mulia, dibunuh oleh orang yang sama sekali tidak pernah bersujud kepada Allah.
Hafshah berkata :" ayah, mati di jalan Allah, terbunuh di kota Madinah? Kalau ingin mendapatkannya hendaknya ayah pergi ke garis depan di medan tempur".
Khalifah berkata :" aku meminta kepada Rabbku, aku berharap Dia mengabulkannya untukkku".

Kita lanjutkan..

Setelah membaca surah alfatihah, Umar melanjutkan bacaannya dengan surah yusuf, ia memang menyukai surah itu, namun saat sampai pada ayat ke 84 :

وَتَوَلَّى عَنْهُمْ وَقَالَ يَا أَسَفَى عَلَى يُوسُفَ وَابْيَضَّتْ عَيْنَاهُ مِنَ الْحُزْنِ فَهُوَ كَظِيمٌ [يوسف/84وَتَوَلَّى عَنْهُمْ وَقَالَ يَا أَسَفَى عَلَى يُوسُفَ وَابْيَضَّتْ عَيْنَاهُ مِنَ الْحُزْنِ فَهُوَ كَظِيمٌ [يوسف/84]

84. dan Ya'qub berpaling dari mereka (anak-anaknya) seraya berkata: "Aduhai duka citaku terhadap Yusuf", dan kedua matanya menjadi putih karena Kesedihan dan Dia adalah seorang yang menahan amarahnya (terhadap anak-anaknya).

Ia menangis, dan jamaah dibelakangnya ikut menangis, sampai terdengar suara tangisan tersedu-sedu dari barisan paling belakang.. kita membanyangkan betapa indahnya shalat subuh saat itu, betapa beruntungnya orang-orang yang shalat jamaah saat itu

Setelah itu Umar bertakbir untuk ruku`, namun saat itulah abu lu`lu`ah almajusi- manusia paling terkutuk- itu datang dengan sebilah pisau beracun, ia menusukkan pisau itu ke perut Khalifah yang mulia dengan enam tusukan, seketika itu juga tersungkurlah Khalifah Umar sambil berucap :" fuztu wa Rabbil Ka`bah, Allah maha menncukupiku, tiada Ilah kecuali Dia, aku bertawakkal kepadaNya dan Dia adalah Pemilik Arsy yang besar.."

Jamaah shalat subuh saat itu, mayoritas tidak merasakan peristiwa itu, kecuali setelah sahabat Abdurrahman ibn Auf  meju menggantikan Khalifah, saat itulah jamaah terkejut, kemana sura Umar? Kemana suara pemimpin kami? Kemana suara sosok yang adil itu?

Sesaat kemudian Umar berkata :" siapa yang telah menikamku?"
Jamaah :" abu lu`lu`ah almajusi telah menikammu"
Khalifah Umar:" segala puji bagi Allah yang telah menjadikan kematianku ditangan laki-laki yang tidak pernah sekalipun bersujud kepada Allah".
Dalam kondisi lemah Umar ditanya :" apakah anda telah menyelesaikan shalat?"
Khalifah menjawab :" belum…"
Harapan Umar hanyalah menyelesaikan shalat sehingga dapat menghadap Allah dalam keadaan telah menunaikan shalat subuh itu. Ia tidak ditanya oleh mereka tentang kekuasaan, tentang harta, tentang negara, tentang anak istri atau tentang warisan, akan tetapi ia ditanya tentang shalat, hatinya belum tenang samapi ia bisa menyelesaikan shalat subuh itu.

Setelah itu para sahabat membawa Khalifah Umar ke rumahnya, sesampainya disana mereka memberinya bantal untuk menahan kepalanya namun Khalifah menariknya dan berkata :" letakkan kepalaku diatas tanah, semoga Allah merahmatiku". Ia menangis sambil berkata :" wahai Zat yang tidak hilang kekuasaannya rahmatilah hamba yang kehilangan kekuasaannya".

Khalifah kemudian memanggil anak-anak kaum muslimin, merekapun masuk sambil menangis, Khalifah mencium mereka satu persatu dan mengusap kepala mereka, mereka memberikan segelas susu kepada Khalifah, namun ketika ia meminumnya susu itu kembali keluar dari perutnya, ia berkata :" Allah Maha Penolong".

Kini giliran para pemuda menjumpai Khalifah, Umar menyambut mereka, Khalifah melihat seorang pemuda dengan gamis yang terlampau panjang, ia berkata kepadanya:" nak, angkat kainmu itu"

Ulama berkomentar tentang peristiwa itu:" amirul mu`minin masih melakukan amar ma`ruf nahyi munkar meskipun sedang sakaratul maut, meski darahnya mengalir deras"

Sahabat mulia Ali ibn Abi Thalib menemui Umar untuk menyampaikan salam perpisahan, Ali bersandar kepada Ibnu Abbas, sementara air matanya mengalir deras dari kedua matanya, ia berkata kepada Khalifah :" Ya Aba Hafshah, demi Allah, selamanya aku mengingat Rasulullah bersabda :" aku datang bersama Abu Bakr dan Umar, aku pergi bersama Abu Bakr dan Umar dan aku keluar bersama Abu Bakr dan Umar". Aku memohon kepada Allah agar mengumpulkan anda bersama keduanya"
Umar menjawab :" andai aku layak untuk itu.."

Umar bertanya : " dimanakah aku akan dimakamkan?"
Mereka menjawab :" kami akan menguburmu disisi Rasulullah"
Umar berkata :" aku tidak menyucikan diriku, aku bukanlah siapa-siapa, aku hanya seorang laki-laki mu`min, mintalah izin kepada Aisyah untuk melaksanakan hal itu".
Setelah meminta izin dari Ummul Mu`minin, Aisyah berkata :" sebenarnya aku telah menyiapkan tempat itu bagiku, tapi demi Allah, aku memberikannya kepada Umar, kuburkanlah ia bersama dengan kedua sahabatnya itu"
Ali ibn Abi Thalib berkata sesaat Khalifah di kafani dan belum di shalatkan :" Demi Allah, disaat aku berjumpa denganNya aku tidak ingin bertemu dengan amal  selain amal orang seperti mu". Ali menangis..

Inilah salah satu karakter diantara karakter para pemimpin islam yang pernah dipersembahkan madrasah nubuwwah bagi umat manusia..
Inilah pimpinan dambaan umat, pemimpin yang adil, bijaksana dan dapat mengantarkan ummat menuju izzul islam wal muslimin..

Ya Allah, beri kesempatan kepada kami untuk melihat wajah Khalifah Umar di surgaMu, kumpulkan kami dengan Nabi kami yang mulia dtempat yang ni`mat disisiMu..Amiin Ya Mujiiba As-Saa-ilin..

No comments:

Yamaha Byson 2011

Yamaha Byson Sobat muda penunggang kuda besi tentu tidak asing dengan motor street fighter atau naked bike. Street fighter m...