Doa Ibu untukmu wahai anakku...
Ya Ghaffar, ya Rahim
Kau letakkan di rahim kami anak-anak negeri ini
Kau amanatkan diri-diri mereka pada lindungan kasih-sayang kami
Kau percayakan jiwa-jiwa mereka pada bimbingan ruhani kami
Kau hangatkan tubuh-tubuh mereka dengan dekapan cinta kami
Kau besarkan badan-badan mereka dengan aliran air susu kami
Ya Tuhan kami, kami telah sia-siakan kepercayaan-Mu
kesibukan telah menyebabkan kami melupakan amanat-Mu
hawa nafsu telah menyeret kami untuk menelantarkan buah hati kami
tidak sempat kami gerakkan bibir-bibir mereka untuk berzikir kepada-Mu
tidak sempat kami tuntun mereka untuk membesarkan asma-Mu
tidak sempat kami tanamkan dalam hati mereka kecintaan kepada Nabi-Mu
Monday, September 12, 2011
Memecah Masalah dengan Ibadah
Rewritten by; Hari “Abu Afra” Iswanto Bin Darto Wiyono
Nah, meski demikian, yang membuat tiap orang berbeda adalah cara pandangnya terhadap masalah, serta cara masing-masing individu dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi tersebut.
Cara Pandang mengenai Masalah
Bicara mengenai paradigma alias cara pandang, kita mau tidak mau akan sekaligus membahas mengenai sikap seseorang terhadap suatu hal, karena memang cara pandang akan sangat menentukan bagaimana seseorang bersikap.
Seperti ada orang yang memandang masalah sebagai sesuatu yang negative dan buruk. Itu berarti ia akan menyikapi masalah sebagai sesuatu yang harus dilenyapkan, atau minimal dihindari. Bisa jadi orang seperti ini menganggap masalah sebagai dosa atau kesalahan atau sesuatu yang tidak seharusnya ada, bahkan sesuatu yang patut dibenci.
Akan tetapi ada juga orang yang memandang masalah sebagai sesuatu yang positif, artinya ia menyikapi masalah bukan sebagai sesuatu yang musti dihindari, melainkan sebagai sarana pembelajaran, ia sadar bahwa masalah dapat menjadikan dirinya lebih baik atau lebih kuat dari sebelumnya.
Jadi bukankah dua cara pandang dan dua sikap terhadap masalah ini terlihat sangat bertolak belakang? Lalu yang mana yang betul?
Sebenarnya jika sudah membicarakan cara pandang dan sikap, kita bukan lagi bicara mengenai betul atau salah, melainkan bicara mengenai pilihan. Mana cara pandang yang menjadi pilihan kita? Karena pilihan sikap ini pada akhirnya akan berdampak pada cara kita menangani masalah tersebut.
Thursday, March 10, 2011
Perindu Surga
Agar dapat Melihat Syurga
Seorang anak dengan gayanya yang lugu bertanya kepada ibunya, “bu, apa itu cinta?”. Cinta ada adalah kemurnian jiwa, kesejukan bathin dari kenikmatan memberi dan kerelaan berkorban, jawab sang ibu. “Karena itukah banyak orang mengagungkan cinta?” tanya sang anak lagi. Dengan sabar dan penuh cinta ibunya menerangkan, bahwa keagungan cinta hanya berada pada cinta Sang Agung, Si pencipta cinta itu sendiri. Dan jika ada yang mengagungkan cinta diatas segalanya, sebenarnya ia tidaklah tengah mengagungkan cinta melainkan perasaan dan nafsunya yang tengah bergumul sehingga meluap menjadi nafsu berbaju cinta. Padahal jika mau membuka tabir sebenarnya, tentu mereka akan sadar kalau tengah terombang-ambing oleh arah cinta yang salah. “ini wajar nak, karena kebanyakan manusia hanya sebatas menggunakan mata kepala dan mengabaikan mata bathinnya, sehingga ia lupa bahwa cinta bersemayam dan bergetar-getar dihati, bukan di kepala, apalagi dimata.
Subscribe to:
Posts (Atom)
Yamaha Byson 2011
Yamaha Byson Sobat muda penunggang kuda besi tentu tidak asing dengan motor street fighter atau naked bike. Street fighter m...
-
Warung Kelambu Penulis: Sam Edy Malam merambat larut. Gelap kian mempekat. Rembulan dan gemintang yang rela setulus ikhlas tanpa pamri...
-
M. Choirul Amri choirul@bsmdaemon.com Lisensi Dokumen: Copyright © 2003 IlmuKomputer.Com Seluruh dokumen di IlmuKomputer.Com dapat digunakan...
-
Konsistensi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) diartikan sebagai ketetapan atau kemantapan dalam bertindak. Sedangkan dalam kesehari...