Tuesday, May 23, 2017

Tawadhu' ketika berjalan, merendah ketika berbicara

Sebuah akhlak mulia telah diajarkan oleh Lukman ketika ia memberi wasiat anaknya tentang ketawadhu’an dan bagaimana adab di hadapan manusia. Salah satu pengajarannya adalah mengenai adab berjalan dan berbicara. Berjalan dengan tawadhu' dan berbicara dengan merendahkan suara. Sebagai rangkaian interaksi kita dengan orang lain adalah salah satunya dengan berbicara. Lukman memerintahkan kepada anaknya" ...rendahkanlah suaramu, janganlah sepert keledai...". Tentunya kita sangat faham, kenapa contoh suara keras dan buruk adalah suaranya keledai? Perumpamaan tersebut telah disampaikan oleh Jibril a.s kepada Nabi Muhammad SAW. Bahwasannya, Allah Ta’ala berfirman,


وَاقْصِدْ فِي مَشْيِكَ وَاغْضُضْ مِنْ صَوْتِكَ إِنَّ أَنْكَرَ الْأَصْوَاتِ لَصَوْتُ الْحَمِيرِ

“Dan sederhanalah kamu ketika berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai.” (QS. Lukman: 19).

Lukman memerintahkan kepada anaknya dengan dua perintah sekaligus.

1. Berjalanlah dengan Tawadhu’

“Dan sederhanalah kamu ketika berjalan”, yang dimaksud adalah berjalan dengan sikap pertengahan, tidak terlalu lambat pun juga tidak sedemikian cepat.

Keutamaan sifat tawadhu' telah Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam sabdakan:

مَا نَقَصَتْ صَدَقَةٌ مِنْ مَالٍ وَمَا زَادَ اللَّهُ عَبْدًا بِعَفْوٍ إِلاَّ عِزًّا وَمَا تَوَاضَعَ أَحَدٌ لِلَّهِ إِلاَّ رَفَعَهُ اللَّهُ

“Sedekah tidaklah mengurangi harta. Tidaklah Allah menambahkan kepada seorang hamba sifat pemaaf melainkan akan semakin memuliakan dirinya. Dan juga tidaklah seseorang memiliki sifat tawadhu’ (rendah diri) karena Allah melainkan Allah akan meninggikannya” (HR. Muslim no. 2588).

Allah sendiri yang akan meninggikan derajat manusia yang tawadhu' di dunia maupun di akhirat. Di dunia, orang akan menganggapnya mulia, Allah pun akan memuliakan dirinya di tengah-tengah manusia, dan kedudukan akhirnya semakin mulia. Sedangkan di akhirat, Allah akan memberinya pahala dan meninggikan derajatnya dikarenakan sifat tawadhu’nya dulu di dunia.


2. Berbicara dengan merendahkan suara
Ayat di atas mengajarkan adab ketika berbicara,

وَاغْضُضْ مِنْ صَوْتِكَ إِنَّ أَنْكَرَ الْأَصْوَاتِ لَصَوْتُ الْحَمِيرِ

“Dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai.”

Maksud ayat ini, janganlah berbicara keras dalam hal yang tidak bermanfaat. Karena sejelek-jelek suara adalah suara keledai. Jadi siapa yang berbicara dengan suara keras, ia mirip dengan keledai dalam hal mengeraskan suara. Dan suara seperti ini dibenci oleh Allah Ta’ala.

Sungguh tanda tidak beradabnya seorang muslim jika ia berbicara dengan nada keras di hadapan manusia.

Yaa Laathif , wahai Dzat yang maha lembut, lembutkan akhlak kami di hadapan manusia.


No comments:

Yamaha Byson 2011

Yamaha Byson Sobat muda penunggang kuda besi tentu tidak asing dengan motor street fighter atau naked bike. Street fighter m...